Archive for the Imam Zaman Category

Imam Zaenal Abidin AS

Posted in Imam Zaman on September 29, 2011 by Caff

Imam Ali Zainal Abidin a.s.

a. Biografi Singkat Imam Zainal Abidin As-Sajjad a.s.

Imam Ali bin Husein a.s. yang lebih dikenal dengan julukan as-sajjad dan zauinal abidin dilahirkan di Madinah pada tanggal 15 Jumadil Ula 38 H. atau 5 Sya’ban 38 H. Dan pada tanggal 12 atau 25 Muharam 95 H. ia diracun oleh Hisyam bin Abdul Malik dan meneguk cawan syahadah pada usia 56 tahun. Ia dikuburkan di Baqi’, Madinah.
Ibu Imam Ali As-Sajjad adalah Ghazalah yang berasal dari kota Sanad atau Sajistan. Dan ia juga dikenal dengan nama Salafah atau Salamah. Akan tetapi, sebagian sumber sejarah menyatakan bahwa namanya adalah Shahr-banuweh, Shah-zanan, Shahr-naz, Jahan-Banuweh dan Khuleh.
Imam Ali Zainal Abidin a.s. hidup pada masa paling kritis yang pernah dialami oleh Ahlul Bayt a.s. Ia hidup sezaman dengan memuncaknya penyelewengan setelah Rasulullah SAWW wafat.
Imam Ali Zainal Abidin a.s. dilahirkan tiga tahun sebelum syahadah Imam Ali a.s. Ketika ia lahir, kakeknya sedang sibuk menghadapi perang Jamal. Setelah itu ia selalu menemani ayah tercintanya dalam setiap pergolakan negara.
Imam Sajjad a.s. memainkan peran yang sangat menentukan dalam menggalangkan kekuatan masyarakat untuk membenci Bani Umaiyah dan memberontak melawan mereka. Setiap kali mendapatkan kesempatan untuk itu, ia tidak pernah membuang-buang kesempatan. Dengan penuh hati-hati, ia selalu mengawasi semua program pemerintahan masa itu. Untuk mengenalkan masyarakat (dengan segala problema yang terjadi di masyarakat) ia memilih metode doa. Di dalam doa-doanya ia mengungkapkan dan menafsirkan segala problema yang sedang menimpa masyarakat kala itu. Shahifah Sajjadiah yang dikenal dengan Zabur Ahlul Bayt a.s. adalah sebuah peninggalan berharga dunia Islam yang sangat mendapat perhatian seluruh ulama setelah Al Quran dan Nahjul Balaghah.
Salah satu peninggalan berharga Imam Sajjad a.s. lainnya adalah buku kecil yang berisi masalah-masalah pendidikan dan etika. Peninggalan ini dikenal dengan nama Risalatul Huquq. Dalam buku kecil ini yang memuat lima puluh satu hak, ia menerangkan tugas-tugas manusia, baik di hadapan Tuhannya, dirinya dan orang lain.

b. Imam Sajjad a.s. dan Pemerintahan yang Berkuasa Saat itu

Imam Sajjad a.s. mengakui bahwa tanpa adanya dukungan masyarakat umum, kekuasaan tidak akan dapat banyak membantu dalam merombak kehidupan masyarakat Islam kala itu. Masyarakat umum juga harus tahu tujuan-tujuan negara, percaya penuh kepada teori-teorinya berkenaan pemerintahan dan membelanya lahir dan batin. Imam Sajjad a.s. merasa harus menjelaskan semua itu kepada mereka sehingga mereka tetap tegar dalam menghadapi setiap gejolak yang terjadi.
Akan tetapi, ia tidak memiliki semua itu, dan karena ketidaktahuan mereka ia pernah mengeluh: “Ya Allah, dalam setiap problema yang terjadi aku telah melihat kelemahanku, aku telah menyadari ketidakmampuanku untuk mencari bantuan masyarakat dalam menghadapi orang-orang yang memerangiku, dan kuakui kesendirianku dalam menghadapi banyaknya orang yang memusuhiku”.
Secara global dapat dikatakan bahwa situasi sosial masyarakat yang dialami oleh setiap imam ma’shum a.s. pasti membatasi ruang gerak politiknya.
Dengan adanya segala bentuk teror yang dijalankan oleh para musuh Islam demi menjauhkan mereka dari lingkaran pemerintahan, para imam ma’shum a.s. telah menjalankan segala tugas mereka dengan baik dalam menjaga risalah Islam dari terjerumus ke dalam jurang penyelewengan dari nilai-nilai murninya. Setiap kali mereka melihat penyelewengan beranjak makin parah, mereka selalu sigap mengambil sebuah solusi yang jitu.

c. Kepedulian Imam Sajjad a.s. terhadap Fakir dan Miskin

Salah satu khidmat besar kepada masyarakat yang pernah dilakukan oleh Imam Ali Zainal Abidin a.s. adalah kepeduliannya terhadap anak yatim, fakir dan miskin serta hamba sahaya. Diriwayatkan bahwa ia membiayai kehidupan seratus keluarga miskin. Sebagian penduduk Madinah selalu menerima bahan pangan pada malam hari dan mereka pergunakan untuk menjalankan kehidupan mereka. Akan tetapi, mereka tidak tahu bahan pangan tersebut berasal dari mana. Setelah Imam Sajjad a.s. meninggal dunia, baru mereka mengetahui siapa yang memberi bahan pangan kepada mereka setiap malam.
Imam Ali Zainal Abidin a.s. setiap malam memikul goni-goni yang penuh dengan bahan pangan dan roti lalu ia membagikannya kepada para fakir dan miskin seraya berbisik kepada dirinya: “Bersedekah secara diam-diam akan memadamkan api murka Allah”. Setelah ia meninggal dunia, penduduk Madinah berkata: “kami telah kehilangan sedekah secara diam-diam, karena Ali bin Husein telah meninggal dunia”.
Di sepanjang tahun karena seringnya ia memikul bahan-bahan pangan, bahunya mengapal. Ketika ia dimandikan, bahunya yang mengapal itu menarik perhatian khalayak ramai.
Ali bin Thawus dalam kitab Iqbaalul A’maal ketika menjelaskan amalan-amalan bulan Ramadhan berkata: “Ali bin Husein a.s. di malam terakhir bulan Ramadhan membebaskan dua puluh orang budak seraya berkata: “Aku ingin Allah melihatku membebaskan budak-budakku sehingga Ia akan membebaskanku dari api neraka kelak di hari kebangkitan “.
Ia tidak pernah menahan budak lebih dari satu tahun. Ketika ia membawa seorang budak ke rumahnya di awal atau pertengahan tahun, ia pasti membebaskannya pada malam hari raya Idul Fitri. Ia sering membeli budak-budak berkulit hitam. Ketika musim haji tiba, ia membawa mereka bersamanya ke padang Arafah. Setelah itu, ia membebaskan mereka di tanah padang Masy’ar dan membekali mereka dengan hadiah uang. Dengan demikian, sangat banyak budak-budak di kota Madinah yang telah dibebaskan oleh Imam Sajjad a.s. Dan setelah bebas, mereka tidak memutuskan hubungan spiritual dengannya.
Pada kesempatan ini, kami akan mengajak para pembaca yang budiman untuk menelaah hadis-hadis yang pernah diucapkannya selama ia hidup.

1. Jiwa yang mulia
“Barang siapa memiliki jiwa yang mulia, maka dunia akan hina dalam pandangannya”.
2. Dunia bukan tolak ukur nilai
“Sangat berbahaya bagi seseorang ketika ia tidak melihat dunia sebagai suatu bahaya bagi dirinya”.
3. Menghindari berkata bohong
“Jauhilah berkata bohong, baik untuk hal sepele maupun untuk hal yang besar, baik serius maupun bergurau. Karena seseorang jika ia telah berani berbohong untuk hal-hal kecil, ia akan berani untuk berbohong untuk hal yang besar”.
4. Sahabat tidak baik
“Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang pembohong, karena ia akan mendekatkan kepadamu suatu yang jauh dan menjauhkan dalam pandanganmu sesuatu yang dekat. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang fasik, karena ia akan memperjual-belikanmu dengan sesuap nasi atau lebih sedikit dari itu. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang kikir, karena ia akan meninggalkanmu ketika engkau merasa membutuhkan bantuannya. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang tolol, karena –menurut kata hatinya– ia ingin membantumu, akan tetapi malahan ia melakukan sesuatu yang membahayakanmu. Hati-hatilah, jangan kau bersahabat dengan orang memutus tali silaturahmi, karena aku melihatnya terlaknat di dalam kitab Allah”.
5. Jangan berbicara kecuali diperlukan
“Sesungguhnya pengetahuan dan kesempurnaan agama seorang muslim (dapat dilihat ketika) ia meninggalkan setiap ucapan yang tidak penting, jarang berdebat, sabar dan berakhlak yang terpuji”.
6. Introspeksi diri dan mengingat hari kiamat
“Wahai anak Adam, kebaikan akan selalu bersamamu selama engkau memiliki penasihat dari dalam dirimu, mengintrospeksi diri, rasa takut (kepada Allah) menjadi syiarmu dan bertindak hati-hati menjadi bagian dari hidupmu. Wahai anak Adam, engkau akan mati, dibangkitkan dan disidang di hadapan Allah azza wa jalla. Oleh karena itu, persiapkanlah jawaban untuk-Nya”.
7. Hasil doa
“Seorang mukmin ketika berdoa akan mendapatkan salah satu dari tiga hal ini: doa itu akan disimpan untuknya di akhirat, dikabulkan saat itu juga atau satu bala` yang akan menimpanya dijauhkan darinya”.
8. Faktor-faktor keselamatan
“Tiga hal yang dapat menyelamatkan seorang mukmin: menutup mulut untuk tidak mengghibah orang lain, menyibukkan diri dengan segala sesuatu yang bermanfaat bagi akhirat dan dunianya, dan banyak menangis karena mengenang kesalahan-kesalahannya”.
9. Rindu surga
“Barang siapa yang rindu kepada surga, ia akan bergegas mengerjakan kebajikan dan mengekang hawa nafsunya, dan barang siapa yang takut siksa neraka, ia akan bergegas untuk bertaubat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tidak mengerjakan kembali hal-hal yang haram”.
10. Pahala melihat
“Seorang mukmin yang melihat wajah saudara seimannya karena ia mencintainya adalah ibadah”.
11. Harga diri dan doa
“Sesuatu yang paling disukai oleh Allah setelah mengenal-Nya adalah menjaga perut dan kemaluan, dan sesuatu yang paling dicintainya adalah doa seorang hamba kepada-Nya”.
12. Menerima permintaan maaf orang lain”Jika seseorang mencelamu dari sebelah kananmu, lalu ia berpindah mencela dari samping kirimu, kemudian ia meminta maaf kepadamu, maka terimalah permintaan maafnya”.
13. Hak Allah atas hamba-Nya
“Hak Allah yang paling besar adalah hendaknya engkau menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan selain-Nya. Jika engkau telah melaksanakannya dengan penuh ikhlas, Dia telah berjanji kepada diri-Nya untuk mencukupi segala urusan dunia dan akhiratmu serta menjaga segala yang kau cintai”.
14. Hak ayah atas anak
“Hak seorang ayah adalah hendaknya engkau tahu bahwa ia adalah asal-muasalmu dan engkau adalah cabangnya (baca : keturunannya). Jika ia tidak ada, niscaya engkau pun tidak akan pernah ada. Oleh karena itu, jika engkau melihat dalam dirimu sesuatu yang membuatmu bahagia, ketahuilah bahwa ayahmu adalah asal nikmat tersebut, bersyukurlah kepada Allah dan berterima kasihlah kepada ayahmu karena itu”.
15. Taat kepada Allah adalah segalanya
“Dahulukanlah menaati Allah dan orang-orang yang diwajibkan oleh-Nya untuk menaati mereka atas segala urusan”.
16. Hak ibu atas anak
“Hak ibumu adalah hendaknya engkau tahu bahwa ia telah:
– mengandungmu,
– memberimu makan dari buah hatinya ketika tidak seorang pun siap untuk melakukan hal itu, dan
– menjagamu dengan telinga, mata, tangan, kaki, rambut, kulit dan seluruh anggota badannya.
Ia melakukan itu semua dengan penuh bahagia, gembira, dan rela menanggung segala derita dan susah-payah yang ada di dalamnya sehingga engkau lahir di dunia. Ia rela engkau kenyang meskipun ia sendiri kelaparan, engkau berpakaian meskipun ia sendiri telanjang, engkau tidak kehausan meskipun ia sendiri menahan dahaga, dan engkau bernaung meskipun ia sendiri kepanasan. Ia rela menyediakan kehidupan berlimpah nikmat bagimu dengan segala kesusahan yang dideritanya dan menidurkanmu meskipun ia harus berjaga sepanjang malam. Perutnya adalah tempat wujudmu, buiannya adalah tempatmu bermanja-manja, susunya adalah penebus dahagamu, dan jiwanya adalah tempat kamu berlindung. Ia rela menahan panas dan dinginnya dunia demi kamu dan untukmu. Dengan demikian, bersyukurlah kepadanya atas semua itu, dan engkau tidak akan dapat melakukan itu kecuali dengan pertolongan dan taufik dari Allah”.
17. Anjuran mencari ilmu
“Jika seluruh manusia mengetahui keistimewaan yang tersembunyi di balik mencari ilmu, niscaya mereka akan mencarinya meskipun dengan mencurahkan darah dan menantang ombak”.
18. Nilai duduk bersama orang-orang saleh
“Duduk bersama orang-orang saleh akan mengajak kepada kebajikan dan tata krama ulama dapat menambah akal”.
19. Dosa penghambat doa
“Dosa-dosa yang menghambat terkabulnya doa adalah jeleknya niat, kotornya hati, bersikap munafik terhadap saudara seiman, tidak yakin dengan diterimanya doa, mengakhirkan shalat wajib hingga waktunya habis, tidak mendekatkan diri kepada Allah dengan perbuatan baik dan sedekah, mencela dan mempergunakan kata-kata yang tidak senonoh dalam ucapan”.
20. Lebih mementingkan yang fana
“Sangatlah aneh seseorang yang beramal untuk dunia yang fana ini dan tidak memperdulikan dunia yang kekal”.
21. Akibat menuduh
“Barang siapa yang menuduh orang lain dengan aib yang dimilikinya, maka ia akan dituduh dengan aib yang tidak pernah dimilikinya”.
22. Dunia adalah perantara, bukan tujuan
“Para wali Allah tidak pernah melelahkan diri di dunia untuk kepentingan dunia. Akan tetapi, mereka melakukan itu untuk kepentingan akhirat”.
23. Aku berlindung kepada Allah!
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tamak, kemarahan, kedengkian, … dan kebejatan memimpin atas orang-orang yang berada di bawah wilayah kami”.
24. Menjauhlah dari mereka!
“Hati-hatilah, jangan bersahabat dengan orang-orang yang berlumuran maksiat, jangan membantu orang-orang zalim, dan jangan mendekati orang-orang fasik. Hati-hatilah akan fitnah mereka dan menjauhlah dari mereka”.
25. Akibat menentang wali Allah
“Ketahuilah bahwa barang siapa yang menentang wali-wali Allah, memeluk selain agama-Nya dan ingin pendapatnya selalu diikuti, bukan perintah wali-Nya, maka ia akan masuk ke dalam neraka yang membara”.
26. Takut dan malulah!
“Takutlah kepada Allah karena kekuasaan-Nya atas dirimu dan malulah kepada-Nya karena ia dekat darimu”.
27. Buah terbaik
“Setiap sesuatu memiliki buah, dan buah untuk telinga adalah ucapan yang baik”.
28. Faedah diam
“Tidak mengganggu orang lain dapat dilakukan dengan meninggalkan ucapan yang tidak senonoh. Cegahlah ucapanmu dengan diam, karena setiap ucapan memiliki intonasi beraneka ragam yang membahayakan. Oleh karena itu, waspadalah terhadap orang yang tolol”.
29. Jujur dan menepati janji
“Kunci yang terbaik bagi setiap urusan adalah kejujuran, dan amalan penutup yang terbaik baginya adalah menepati janji”.
30. Ghibah
“Jauhilah hibah, karena ghibah adalah makanan anjing neraka”.
31. Si mulia dan si hina
“Orang yang mulia akan bahagia dengan derma yang diberikannya dan orang yang hina akan berbangga dengan hartanya”
32. Pahala berbuat baik
“Barang siapa yang memberi pakaian kepada seorang mukmin, maka Allah akan memberikan kepadanya pakaian dari surga”.
33. Akhlak seorang mukmin
“Di antara akhlak seorang mukmin adalah ia akan berinfak sesuai dengan kadar kemiskinannya, memperbanyak (infak) sesuai kekayaan yang dimilikinya, memahami orang lain dan mengucapkan salam terlebih dahulu kepadanya”.
34. Tentang afiat
“Sesungguhnya aku tidak suka seseorang selalu nyaman hidup di dunia dan tidak pernah ditimpa satu musibah pun”.
35. Pahala dan azab yang paling cepat tiba
“Pahala kebaikan yang paling cepat diberikan adalah berbuat kebajikan dan azab yang paling cepat tiba adalah bertindak lalim”.
36. Doa adalah pencegah bala`
“Sesungguhnya doa dapat mencegah bala` meskipun bala` itu sudah ditentukan dengan pasti, dan doa dapat mencegah bala`, baik yang sudah turun maupun belum turun”.

 

Imam Zaman

Posted in Imam Zaman on September 16, 2008 by Caff
Name :
Mohammad(a.s.) – the 12th and the last Holy Imam
Title(s) :
Sahib al-Asr waz-Zamaan (Imam of the time/space),
Al-Hujjat (proof of Allah),
Al-Qaim (the present one),
Al-Muntazar (one who is awaited),
Al-Muntazir (one who waits the order of Allah),
Al-Mahdi (one who guides)
Agnomen :
Abul Qasim
Father :
Imam Hasan Askari(a.s.)
Mother :
Bibi Nargis Khatoon(a.s.)
Birth :
In Samarrah on 15th Shabaan 255 AH (868 AD)
Occultation :
The 12th Imam is still alive but is in occultation by the will of Allah(swt)
Birth and Imamate

The promised Mahdi, who is usually mentioned by his title of Imam-i ‘Asr (the Imam of the “Period”) and Sahib al-Zaman (the Lord of the Age), is the son of the eleventh Imam. His name is the same as that of the Holy Prophet. He was born in Samarrah in 256/868 and until 260/872 when his father was martyred, lived under his father’s care and guidance.

Sayyida Hakima who was the sister of the 10th Imam (Imam Mohammad Taqi(a.s.)) relates that she went to her nephew’s (11th Imam – Imam Hasan Askari(a.s.)) house for iftaar on the 14th of Sha’ban 255 A.H.The 11th Imam asked her to stay as his son was to be born soon. There was no sign of pregnancy on Sayyida Narjis. The 11th Imam asked her to recite Suratul Qadr on Sayyida Narjis. At the time of Fajr on 15th Sha’ban Sayyida Hakima heard the Sura being recited from the womb of Sayyida Narjis. The 11th imam told her that the birth would occur very soon.
As soon as the 12th Imam was born he did sijda and proclaimed the oneness of Allah and the Prophet hood of the Prophet (S.A.W.)

He also recited the 5th aya of Suratul-Qasas
“And We intend to bestow (Our) favours upon those who are weak in the land and make them the Imams (leaders) and make them the heirs”.
On his right hand was written the 82nd aya of Suratu Bani Israel
“The truth has come and falsehood has vanished; Indeed falsehood (is a thing by nature) vanishing”. The 11th Imam only told a handful of his most trusted believers of the birth of his son and to a few of his household slaves.

One of the women slaves called Naseema relates that when she went to see the baby Imam in his cradle she greeted him with salaam and was replied to. She then sneezed and the Imam said: “Yarhamukallah – it is a blessing from Allah and you have 3 days immunity from death”.

The last Imam(a.s.) was hidden from public view and only a few of the elite among the Shi’ah were able to meet him. After the martyrdom of his father he became Imam and by Divine Command went into occultation (ghaybat). Thereafter he appeared only to his deputies (na’ib) and even then only in exceptional circumstances.

Ghaibat (occultation) of the last Imam (a.s.)

The Imam’s ghaibat (occultation) was in two phase – Ghaibat-e-Sughra (minor occultation) was for about 69 years – 260 A.H. (872 A.D.) to 329 A.H. (939 A.D.) and the Ghaibat-e-Kubra (greater occultation) started in 329 A.H. (939 A.D.)and will continue until Allah(swt) so wills.

Why Ghaibat?

the 6th Imam, Imam as-Sadiq (a.s.) states the reason of the ghaibat as prevention against being killed.
Ishaq bin Yaqub (on authority from 12th Imam) says that all the Imams were under oppressive rulers. Our 12th Imam is hidden in order to rise in arms with obedience to no one.
Muhammad Yaqub Al-Kulayni has said that ghaibat is a test from Allah to test the steadfastness of belief in Imam.

If he is to remain in Ghaibat, what is the use of his existence?
Belief creates hope giving strength to the oppressed.
It is a deterrent for the committing of injustice as one is always aware of the constant presence of the Imam.

Why insist on 12? Why Imamat not continued and last Imam near Quiyama to do 12th Imam’s work?

For one who is to cleanse the earth of all wrong and injustice is necessary for him to be born near early Islam and carry pure and pristine Islamic ideas. It is necessary to look from his vantage point at all the upheavals in the world. Personal experience of the past will make him fearless of the seemingly invincible superpowers no matter how strong they are.

Why Ghaibat-e-Sughra?
To make the Shias used to approaching scholars instead of Imam himself. It started during the time of the 10th Imam who was under almost constant house arrest in Samarra and continuing through

GHAIBAT-E-SUGHRA (160 A.H. to 329 A.H.)During Ghaibut-us-Sughra, the Imam(a.s.) appointed four deputies/representatives to represent him among the people. After the death of the fourth deputy, the Imam(a.s.) went into Ghaibut-e-Kubra (major occultation). This was on the 10th Shawal 329 A.H. The 4 representatives were :

1. Janabe Abu Amr Usman Ibne Saeed Amri(a.r.)
It is said that at the age of 11 years he was a servant in the house of the 9th Imam(a.s.) later to enjoy the confidence of Imam. He occupied the same position of trust with the 10th and 11th Imam who told their Shias that after him they would not see the 12th Imam and would have to obey Uthman. After the 11th Imam’s martyrdom Uthman moved to Baghdad and disguised as a butter seller he set up the collection of khums for Imam. He served the 12th Imam for 18 months and received a letter near his death from Imam(a.s.) telling him to appoint his son Mohammed as the next representative.

2. Janab Abu Jafar Mohammad Ibne Usman Ibne Saeed Amri (a.r.)
He continued in his fathers footsteps also acting as a butter seller. He managed to keep Imam’s existence a secret from the Abbasids until the early years of the reign of Al-Mutadid. The rulers then started searching hard for Imam and killed countless mu’mineen with even the slightest resemblance to Imam. Spies were set up to probe the khums network. Imam issued an order for Shias not to take his name nor show mas’ala of khums to anyone until absolutely sure of them. As instructed by Imam he appointed Husayn bin Rawh as the next representative after his death in 305 A.H.

3. Janab Abul Qasim Husain Ibne Rauh Nawbakhti (a.r.)
His kuniyya was Abul Qasim. His sociable nature won him respect even from the Ahlul-Sunnah. He managed to keep his activities a secret from the rulers whilst maintaining good relations with them. It is to him that we address the ‘ariza’ to be delivered to Imam. He served faithfully until he died in Sha’ban 326 a.h. revealing the appointment of Ali bin Muhammad Samry after him.

4. Janab Abul Hasan Ali Ibne Mohammad Seymouri (a.r.)
He served for only three years. A week before his death he received a letter from the Imam(a.s.) telling him of his forthcoming death and that there would be no representative after him and that Imam(a.s.) was now going into Ghaibat-e-Kubra (major occultation). Imam(a.s.) would then appear when Allah(swt) wills it. Ali bin Muhammad Samry(a.r.) died on 15th Sha’ban 329 A.H.

GHAIBAT E KUBRA (329 A.H. to present)

Imam’s ghaibat is described by the Aimma like that of Prophet Yusuf (A.S.) who was amongst his brothers yet they did not recognise him.
Imam is known to meet a believer on 3 occasions:

1. At the time of trouble.
2. He is present at every Hajj.
3. He attends the funeral of every believer who has no religious obligations pending on him/her e.g. Khums.

During this time he continues to guide. Numerous letters have been received from him by (to quote a few) Ishaq bin Yaqub, Sheikh Mufeed…
. It is reported that 30 people all over the world meet with him regularly. It is also reported that Jaziratul Khadra (green islands or Bermuda Triangle) is a vast land in Imam’s kingdom occupied by a large number of Shia and governed by Imam’s family.

Responsibilities During Ghaibat e Kubra

Pray for the safety of Imam(a.s.) at all time.
Be in waiting for Imam(a.s.) at all times.
Give Sadaqa for Imam(a.s.).
Pray for his re-appearance.
Whenever faced with difficulty (whether small or big) ask for assistance from Imam(a.s.).
Whenever his name is heard or recited, one should stand if possible, send salaams on him, put hand on head and bow.
If possible perform Hajj/Umra for Imam(a.s.). (Hajj-After own Wajibat)

RE-APPEARANCE OF IMAM AL MAHDI (A.S.)

” The actual time of appearance is only known by Allah”
However various indications have been given by our Aimma.

– It will be the day of Friday.
– It will be the 10th of Muharram.
– The century will be an odd number.
– There will be both a solar and lunar eclipse in the month of Ramadhan but contrary to all norms and calculations.
– A voice will be heard announcing the appearance of Imam which will be heard by all in their own language.
– Imam Ali (a.s.) related to Sa’sa bin Sawhaan: The 12th Imam will appear when:
There will be a loud noise from the sky with which the eardrums will pierce.
– Nasibayn (Iraq) will burn on all four sides.
– Basra will be abandoned.
– Turkey will be ruled by Usmanis.
– People will usurp that which they are trusted with.
– People will ‘kill’ Salaa. (It will not be abandoned but its essence destroyed).
– People will carry music in their pockets.
– The 5th , 6th and 7th Imams have said:
“A great man from the people of Qum will rise up and take a stand. He will invite people will invite people towards the truth. Brave people like strong mountains, not fearing fighting and having trust in Allah will come to his help………. Finally the enemy of Islam will withdraw………….. The rule of Islamic Law will be established by the people themselves”.

“Kufa will become barren of Islamic knowledge……….. whilst Qum will become the centre of Islamic Fiqh………… so much so that it will spread throughout the world that not a single person will remain ignorant of the message of Islam”.

“These people will be the vicegerents of the 12th Imam. Their rule will continue and link with the appearance of the 12th Imam. They will not entrust the rule established by them to any but Imam on his reappearance”.

– Imam Ali (a.s.) took Kumayl bin Ziyad to the outskirts of Kufa and showed him where he was to be buried. He then told him that all round his grave there would be tall buildings carrying the sign of Shaitan on them. The sign would be called Antennae.

– Sufyani will appear. He will be a Jew but make himself apparent as a Muslim. He will be supported fully by the Christian governments and his mission will be to destroy Shias. He will offer booty to anyone who kills a Shia. The result will be such that even neighbours who have lived as brothers for years will kill Shias for money. He will be finally killed by Prophet Isa (A.S.)

– Imam will appear in Makka and his ‘zahoor’ will be in two stages (similar to Prophet hood of the Prophet).
1st Stage – This will be in secret and not announced to all (only to close followers).
2nd Stage – Open announcement on the 10th of Muharram (Ashura).

– In the Zil-Hajjah of the preceding to Imam’s appearance on Ashura, 40 momineen who will be Imam’s closest companions will realise the nearness of ‘zahoor’ and go for Hajj. They will not return home and on the 15th of Zil-Hijjah they will go to the Ka’ba and cry a lot.

– One of them will be called by Imam(a.s.), introduced and told to be the representative of the 40. They will all meet Imam(a.s.) between the 16th and 22nd of Zil-Hijjah. Imam will tell them that one of them will have to announce the arrival of Imam(a.s.) at the door of the Ka’ba but whosoever would do this would be killed immediately.

– On the 25th Zil-Hijjah the announcement will be made and the announcer killed (This is the blood of Nafse Zakiyya – pure soul, those whose blood will touch the Ka’ba and who is mentioned in numerous prophecies).
His blood will be avenged 2 weeks later when Imam(a.s.) will appear himself at the Ka’ba.

– Those who answer the first call will be 313 in number.
– Imam’s army will consist of 10.000 momineen.
– Imam will establish his government in Kufa and his treasury in Masjidus Sahla.

Additional notes on the re-appearance of Imam(a.s.).

In Sheikh Tusi’s ‘Ghaybat’, Abu Baseer quoted Imam Ja’fer As-Sadiq (A.S.) as saying
“The call in the name of QAIM (i.e. Imam Al Mahdi (a.s.) ) will be made in the night of the 23rd Ramadhan and he will make his appearance on the day of Ashura, the day of Imam Hussain’s (a.s.) martyrdom”.

Sheikh Sudooq in his book Kamaaluddin relates from Zararah that Imam Jafer as-Sadiq(a.s.) said “The announcer will call the name of the Qaim(a.s.)”. I asked whether this call is for a particular group or if it is meant for everyone, Imam Jafer Sadiq(a.s.) said:
“Shaitan will not leave the people alone. He will call late in the night and will plunge people into doubt”.

In the 13th volume of Bihar-ul-Anwar, Imam Al-Baqir(a.s.) is quoted as saying that “The Qaim (Imam Al-Mahdi(a.s.)) will send one of his companions to Makka and will ask him to inform them that I’m sent by so-and-so to you and that we are the merciful Ahlul-Bayt and the Store-house of ‘Risalat’ (religious guidance) and ‘Khilafat’ and we are the progeny of Muhammad(pbuh&hf) and from the time that the Prophet of Islam(pbuh&hf) left this world until now, we’ve been oppressed and deprived and our rights have been usurped. So we call you to befriend us. When that young man will utter these words, he will be caught and beheaded between ‘Rukn’ and ‘madam’ (in Masjidul Haram) and this young man is the ‘Nafse Zaki’………. And between the death of the ‘Nafse Zaki’ and the re-appearance of Imam Al-Mahdi (A.S.) there will not be a gap of fifteen nights”.

Other signs heralding the reappearance of Imam al-Mahdi (a.s)

Prophet Muhammed (saws) has said:

“Even if the entire duration of the world’s existence has already been exhausted and only one day is left before Doomsday, Allah will expand that day to such length of time as to accommodate the kingdom of a person from my Ahlul-Bayt who will be called by name. He will fill out the earth with and justice as it will have been full of injustice and tyranny (by then)”

From this Hadith, it is clear to every Muslim that the twelfth Imam will reappear when this world is full of sins and injustice.

There are many signs mentioned by the Masumeen (a.s) on the reappearance of the 12th Imam. It is reported in Biharul Anwar that after the last pilgrimage the Prophet made, the Holy Prophet (s.a.w.) stood near the Kaaba, and called his people to listen to him. The Prophet said: “listen to me carefully so that you transmit these words of mine to those who are absent today.” The Prophet began, “My people, a time will come when kings and rulers will be tyrannical.” The Prophet also said that the payment of Zakat will be stopped.

According to the Masumeen(a.s), Muslim countries will seek aid from non Muslim countries. This is already evident in a number of Muslim countries. Another prediction that is come true is that 60 impostors will claim to be Prophets. By their attractiveness, their persuasion, and their personality, they will misguide the people. 58 false Prophets have already emerged since the days of the Prophet (s.a.w.). We have only two more to witness.

It is reported in Qayamat-e-Sughra citing “Oqdatud-Durr” that Hazrat Amir(a.s) has said that the Mahdi will not appear until one-third of the world population will die by being killed and one-third will die as a result of epidemics.

The Last Signs Heralding the Appearance of Imam al-Mahdi (a.s)

There is a Hadith from Imam Muhammed Baqir (a.s) that for three or seven consecutive days, one will see reddish yellow fire raging in the East.

Sufiani will emerge in Palestine, where he will start a revolt in the month of Rajab. He will be an uncompassionate rebel and his rule will last for eight consecutive months. He will conquer and rule Egypt for four consecutive months. Sufiani will conquer Tunisia, Algeria, Morocco, Jordan, and Syria. Sufiani has been specifically described by Aimma A.S. as an ugly, blistered, green-eyed, cross-eyed person who will be an enemy of the friends of the Ahlul-Bait. Imam Ali (a.s) has said that Sufiani’s hatred of the devotees of the Ahlul-Bait will be such that any person named Ali, Fatema, Hassan, Hussein, Zainab, Ruquaiya will be arrested and beheaded straight away without further investigations. Sufiani will rip the Mimber of the Holy Prophet (s.a.w.). The holy house of the Prophet which contains his grave will be pulled and used as a stable. Horses will be tied in that Holy place.

Sufiani will then decide to attack Makka. His purpose would be to demolish the Holy Kaaba and kill the entire population of Makka. Sufiani’s army will set out via Baghdad but, as Allah would have it, when they get between Medina and Makka, in the desert of Baida, suddenly one night they will hear a voice from the sky which will say, “O Baida eat up the entire army of Sufiani.” It is said that the entire army numbering 100,000 persons will be swallowed up by the earth, except for two. The two who will be spared will suddenly encounter an angel. He will slap both of them turning their faces right round, looking behind instead of front. And that will be the time when Imam al-Mahdi (a.s) will already have reappeared in Makka. The Imam will establish his authority in the Holy Mosque at Makka in the Haram. The angel will then order one of them calling him Bashir. “O Bashir, go straight to Makka, into the Haram and inform the Imam that Sufiani’s army has been swallowed up by the land. The other called Nazir will be ordered to go to Sufiani and tell him that the Imam has already appeared. He should proceed straight to Makka and declare allegiance to him.

Sufiani will prepare to attack the Imam but will not have enough courage. The Imam will catch Sufiani in Jerusalem and will kill him.

Imam Ali (a.s) has said that nine definite signs will precede the emergence of Hazrat Mahdi (a.s). These nine signs are:

  1. Dajaal will emerge.
  2. A loud voice will be heard from the sky.
  3. Sufiani will appear and wage a fierce war.
  4. The army of Sufiani will be swallowed by a sudden opening of the land between
  5. Makka and Medina in the desert of Baida.
  6. A revered wise saint will be murdered in Makka. (This saint is to be a Hashimite descent.)
  7. A Seyyid descendant of Imam Hassan (a.s) will emerge with his army.
  8. The army of Seyyid-e-Hassan and an image of a man will appear in the sky opposite the sun.
  9. There will be two eclipses in the holy month of Ramadhan contrary to the normal order and calculation and the eclipse of the moon.
  10. On three occasions a loud voice from the sky will be heard in the holy month of Ramadhan.

Other Prophets(pbut) will join the Imam(a.s.)

Hazrat Isa, Hazrat Khizr, Hazrat Ilias, and Hazrat Idris(pbut) will give allegiance to the Imam(a.s.) when he reapers. Also Hazrat Jibrael(a.s.) will announce 313 companions of the Imam(a.s.). These 313 companions will be people of eminent piety, great knowledge and absolutely steadfast in their determination and faith towards the Imam(a.s.). Another 1000 people will be in the army of the Imam(a.s.). These people will fight battles and kill enemies like Dajjal, who will appear from India. Dajjal will have the musical tunes with him. Then the Imam(a.s.) will lead the prayers, Hazrat Isa(pbuh) will be behind him.

Lets us all pray for the reappearance of Imam al-Mahdi(a.s).

Tanda Kemunculan Imam Mahdi

Posted in Imam Zaman on September 16, 2008 by Caff

Tanda-tanda Kemunculan Imam Mahdi (I)

Ayatullah Ibrahim Amini

Diskusi mulai tepat pukul 08.00 malam di kediaman Dr Jalali. Ia membuka diskusi dengan mengajukan pertanyaan pertama.

Dr Jalali : Tuan Hosyyar, sudikah Anda menjelaskan kepada kami, bagaimanakah kemunculan Imam Mahdi, Pemilik Perintah itu ?


Tuan Hosyyar : Dengan mempelajari hadis yang diriwayatkan oleh Ahlul Bait, ia muncul ketika dunia telah siap menerima secara psikologis pemerintahan Allah dan ketika syarat-syarat telah sepadan dengan gagasan atas pemerintahan sejati, Allah akan mengizinkan untuk melangsungkan revolusi sempurnanya. Ia akan tiba-tiba muncul di Mekkah dan seorang penyeru Allah akan mengumumkan ke seluruh dunia bahwa Imam telah muncul. Sejumlah orang terpilih, yang jumlahnya dalam banyak hadis ditentukan sekitar 313 orang, menjadi orang-orang pertama yang menanggapi seruannya, dan akan tertarik kepada Imam bagaikan besi kepada magnet pada saat-saat pertama kemunculannya.

Imam Al-Shadiq as meriwayatkan : “Ketika Imam Zaman muncul, golongan muda dari pengikutnya (syi’ah), tanpa penunjukkan terlebih dulu, akan bangkit dan sampai di Mekkah pada gelapnya malam.”1

Pada waktu itu Al-Mahdi akan menyerukan kepada seluruh dunia untuk bergabung dengan gerakannya. Orang-orang yang telah menderita dan kehilangan seluruh harapan atas situasi tersebut akan berkumpul di sekeliling beliau dan akan memberikan bai’at kepadanya. Pada waktu yang singkat sejumlah pasukan besar yang terbangun dari kesadaran, pengorbanan, dan orang-orang pencari-pembaruan di dunia akan siap dipimpin olehnya. Imam Al-Baqir dan Ash-Shadiq – ‘alaihimassalam – telah menjelaskan para pembela Al-Qa’im Al-Mahdi sebagai berikut :

Mereka akan menduduki daerah timur dan barat dunia, akan membawahi semuanya atas perintah Imam. Setiap orang dari tentara ini akan mempunyai kekuatan empat puluh orang kuat manusia. Hati mereka lebih keras daripada batangan besi sehingga barisan mereka kepada tujuan di mana ketika mereka mendapati gunung yang terbuat dari besi mereka akan mengatasi dengan kekuatan dalam mereka. Mereka akan meneruskan perjuangan sampai ridha Allah diperoleh.2

Pada waktu itu, para penguasa yang arogan dan penuh dosa, yang tidak memiliki kesadaran bahkan merasakan ancaman, akan keluar dengan pertahanan, menyeru kepada semua kekuatan oposisi dari para pengikut mereka sendiri. Namun laskar keadilan dan reformasi yang merasa jijik dan muak akan kezaliman dan penyiksaan kekuatan para durjana, akan mengambil keputusan untuk menyerang mereka secara serentak dan dengan upaya habis-habisan. Dengan pertolongan dan sanksi Allah laskar Al-Mahdi akan menyapu habis mereka. Kekaguman dan ketakutan akan menghinggapi orang-orang yang selamat yang sepenuhnya akan berserah diri kepada kebenaran, pemerintahan yang adil.

Dengan melihat pemenuhan dari banyak tanda yang dijanjikan dalam hadis-hadis, sejumlah besar orang kafir akan berpaling kepada Islam. Orang-orang yang tetap dalam kekafiran serta kejahatan mereka akan diperangi oleh laskar-laskar Imam Mahdi. Satu-satunya pemerintahan yang berdaulat di seluruh dunia adalah Islam dan manusia akan berusaha keras secara giat untuk melindunginya. Islam akan menjadi agama bagi setiap manusia dan akan masuk ke seluruh bangsa dunia.

Nasib Orang-orang Kafir
Dr Jalali : Apa yang terjadi kepada orang-orang kafir dan orang-orang musyrik ?

Tuan Hosyyar : Dari bacaan Alquran serta literatur hadis hal itu muncul selama kekuasaan serta kekuatan pemerintahan Al-Mahdi yang akan dijauhkan dari orang-orang kafir non-tauhid3 dan materialistik, dan akan ditetapkan pada kekuasaan kaum Muslim dan orang-orang yang pantas lainnya di dunia. Mari kita lihat, sebagai contoh, ayat-ayat tertentu dalam Alquran : Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan ajaran yang hak agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci (Ash-Shaff, 61 : 9)

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang beriman di tengah-tengah kamu dan melakukan amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan bahwa Dia sesungguhnya akan menetapkan bagi mereka agama mereka bahwa Dia telah menetapkan bagi mereka agama yang diridhai-Nya, dan Dia benar-benar akan menggantikan (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan : Mereka akan tetap menyembah-Ku, tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku. (Annur, 24 : 55). Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka para imam (pemimpin) dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi) (Qashash, 28 : 5).

Ayat-ayat Alquran ini memberikan kabar gembira bahwa akan datang ketika kekuasaan pemerintahan dunia berada di tangan orang-orang mukmin dan Muslim sejati serta setia, dan ajaran Islam (berserah diri kepada Kehendak Allah) mengalahkan semua ajaran lain dan benar-benar mengungguli semuanya. Hadis-hadis membicarakan sekitar periode pemerintahan Al-Mahdi dan menjamin orang-orang Mukmin bahwa kekuatan orang musyrik dan orang munafik akan dibinasakan dari muka bumi. Setiap orang menjadi mukmin sejati dalam tauhid. Nabi Muhammad Saww, sebagai misal, bersabda : Bahkan sekiranya ada sisa waktu satu hari dalam kehidupan bumi, Allah akan membangkitkan dari seorang laki-laki dari keturunanku yang namanya dan akhlaknya sepertiku, dan julukannya adalah Abu Abdullah. Melaluinya, Allah akan membangkitkan agama-Nya dan membawanya kembali kepada kejayaannya semula. Allah juga akan memberkatinya dengan kemenangan dan tidak seorang pun di bumi ini melainkan mereka yang menyatakan tauhid. Nabi Saw ditanya tentang dari keturunan siapa Imam Mahdi itu muncul. Beliau menepukkan tangannya kepada Imam Husain, dan berkata : “Dari keturunannya.”4. Imam Al-Baqir telah menyampaikan sebuah hadis yang beliau berkata : “Al-Qa’im dan para pengikutnya akan berperang sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi orang yang menyekutukan Allah.”5

Nasib Orang Yahudi dan Kristen
Dr Jalali : Karena orang Yahudi dan Kristen adalah pengikut kitab samawi yang mengajarkan monoteisme, apa yang akan terjadi kepada mereka ketika Al-Mahdi muncul ?

Tuan Hosyyar : Makna yang muncul dari beberapa ayat Alquran tampak menunjukkan bahwa mereka akan berselisih sampai Hari Kiamat terjadi. Allah berfirman dalam surah Al-Ma’idah ayat 4 : Dan di antara orang-orang yang mengatakan : “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, namun mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat.

Dalam surah Ali Imran ayat 55, Dia berfirman : (Ingatlah) ketika Allah berfirman : “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang kafir hingga Hari Kiamat. Juga dalam surah Al-Ma’idah ayat 64, Allah berfirman : Orang-orang Yahudi berkata : ‘Tangan Allah terbelenggu” sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. Tidak demikian, tetapi tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Alquran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi sebanyak-banyaknya di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai Hari Kiamat.

Sebagaimana Anda lihat, pembacaan harfiah dari ayat-ayat ini mendorong pengertian bahwa penganut agama Yahudi dan Kristen akan berselisih sampai Hari Kiamat. Sebagian riwayat membenarkan observasi ini. Demikianlah, sebagai contoh, Abu Bashir bertanya kepada Imam Ash-Shadiq, “Apakah yang akan dilakukan oleh Pemilik Perintah (Imam Mahdi – pen.) kepada ‘ahlul-dzimmah ?” Imam as berkata, “Seperti Nabi beliau akan merundingkan waktu dengan mereka, dan mereka akan membayar jizyah, seraya menerima kedudukan inferior mereka [dalam masyarakat Muslim].”6

Dalam hadis lain Imam Al-Baqir as berkata : Pemilik Perintah dinamai Al-Mahdi karena ia akan menggali dari kitab Taurat dan kitab-kitab samawi lainnya dari gua di Antakiah. Dia akan memutuskan hukum pada pemeluk Taurat dengan Taurat; kepada penganut Injil dengan kitab Injil; kepada penganut Zabur dengan kitab Zabur; kepada penganut Alquran dengan Alquran.7

Ada hadis-hadis yang hanya membicarakan lawan dari apa yang dikatakan Alquran dan hadis-hadis yang dikutip di atas. Ada hadis-hadis yang meriwayatkan bahwa selama pemerintahan Al-Mahdi tidak ada masyarakat lain kecuali masyarakat Muslim. Al-Mahdi akan menawarkan agama Islam kepada orang Yahudi dan orang Kristen; jika mereka menerimanya mereka akan selamat. Jika sebaliknya mereka akan dibunuh. Dengan demikian, misalnya, Ibn Bukair bertanya kepada Imam Al-Ridha, dalam hadis berikut, mengenai tafsir dari ayat berikut : “Kepada-Nya segala sesuatu tunduk/berserah diri yang ada di langit dan di bumi, secara taat dan terpaksa.” Imam as menjawab : Ayat khusus ini diwahyukan sehubungan dengan Al-Qaim. Ketika ia muncul ia akan menyampaikan ajaran Islam kepada orang Yahudi, Kristen, Sabi’in, dan orang-orang musyrik di timur dan di barat. Setiap orang yang menerima Islam secara sukarela akan diperintahkan untuk shalat, membayar zakat, dan melakukan semua perbuatan wajib; dan setiap orang yang menolak Islam akan dibunuh. Hal ini akan terus berlangsung sampai tiada yang tersisa kecuali orang yang beriman dan para muwahhid di manapun di seluruh muka bumi.

Ibn Bukair berkata kepada Imam dalam masalah tersebut bahwa betapa banyak orang-orang yang akan dibunuh. Imam berkata : “Kapanpun Allah menghendaki sesuatu untuk bertambah atau menurun Dia berkuasa melakukannya.”8 Dalam hadis lain, Imam Al-Baqir menyebutkan bahwa Allah akan membukakan arah barat dan timur bagi Imam Keduabelas. Ia akan mengadakan peperangan sampai tiada agama lain selain agama Muhammad.9 Dalam tafsirnya atas ayat yang mengatakan : “Dia (Allah) akan memenangkannya ( Islam ), meskipun orang-orang kafir membencinya,” Imam berkata : “Dia akan melakukannya sedemikian rupa sehingga tiada satupun yang tersisa kecuali mereka yang menerima agama Muhammad.”

Dengan demikian, ada dua macam hadis : satu yang menggembirakan dan yang lainnya memberatkan. Bagaimanapun, itu mesti ditunjuk bahwa hadis-hadis yang sesuai dengan Alquran memiliki jumlah yang lebih besar daripada yang sebaliknya, dan oleh karenanya yang belakangan mesti ditolak sebagai tidak dipercaya. Jadi, orang Yahudi dan Kristen akan tetap berada pada pemerintahan Imam Keduabelas, namun mereka pasti telah menghapus keimanan mereka akan trinitas dan semua bentuk kepercayaan yang berhubungan dengan mempersekutukan Allah, dan menjadi penyembah Tuhan Yang Satu. Mereka akan terus tinggal di bawah perlindungan pemerintahan Islam. Pada saat yang sama, pemerintahan yang korup dan tiranis akan punah, dan kekuasaan akan diselenggarakan oleh kaum Muslim yang berkualitas baik. Islam akan menjadi agama dunia, memperoleh hak yang lebih tinggi daripada agama lainnya dan seruan Keesaan Tuhan (tauhid) akan dikumandangkan ke seluruh penjuru dunia. Dalam hal ini, Imam Ash-Shadiq telah mengatakan : “Ketika Al-Qa’im kami bangkit tiada tempat manapun di dunia di mana orang takkan mendengar kesaksian : Asyhaddu an la ilaha illallah, wa asyhaddu anna Muhammadarrasulullah.”10 Menurut Imam Al-Baqir : “Ketika Al-Qa’im melaksanakan perintah semua pemerintahan tidak bertuhan menjadi sirna secara permanen.” Lebihjauh, dalam menjelaskan ayat “ketika mereka akan dikonsolidasikan mereka akan menegakkan shalat dan membayar zakat,” Imam berkata : “Ayat ini diturunkan guna menjelaskan para imam, Al-Mahdi dan para pengikut setianya. Allah akan menjadikan mereka para pemimpin di timur dan di barat, dan melalui mereka Allah akan membentengi agama dan menghapus bid’ah dan kepalsuan [penafsiran di dalamnya]. Sesungguhnya orang-orang yang bodoh ini telah meninggalkan kebenaran. Semuanya ini akan diselesaikan dengan cara sedemikian sehingga di dunia tidak menyisakan sedikitpun kezaliman. Beliau akan melaksanakan kewajiban amar makruf nahi munkar.11

Dalam riwayat lain Abu Bashir berkata bahwa ia bertanya ke Imam Ash-Shadiq, “Siapakah Al-Qa’im dari Ahlul Bait.” Beliau menjawab :

Wahai Abu Bashir, ia adalah keturunan kelima dari putraku, Musa, putra dari salah seorang budak wanita terbaik. Kegaibannya begitu panjang sehingga sekelompok manusia jatuh dalam keraguan. Setelah itu Allah akan memunculkannya kembali dan membantunya menaklukkan seluruh dunia. Isa bin Maryam akan turun [dari langit] dan akan shalat di belakangnya. Pada sore tersebut langit akan cerah dengan cahaya Allah dan seluruh tempat di bumi tempat selain Allah disembah menjadi rumah ibadah yang dibaktikan kepada Allah. Agama sepenuhnya akan menjadi kepunyaan Allah, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya.12

Ir Madani : Saya teringat riwayat yang berhubungan dengan topik tersebut, namun karena waktu berjalan cepat, saya akan membicarakannya pada pertemuan kita selanjutnya.

Diskusi ditutup untuk malam itu dan diputuskan bahwa diskusi selanjutnya akan dilangsungkan di rumah Dr Jalali. [Buletin Al Jawad Edisi ke-6/Tahun IX/Sya’ban 1420 H/R]

Catatan Kaki :
1. Bihar al-Anwar, jilid 52, hal. 370.
2. Ibid., hal. 327.
3. Frasa kuffar-i ghayr-i kittabi merujuk kepada orang-orang musyrik yang bukan Kristen, Yahudi, ataupun Zoroaster. Yang belakangan ketiganya diakui dalam syari’ah sebagai muwahhidun, yakni monoteis. [A.A. Sachedina].
4. Itsbat al-hudah, jilid 7, hal. 215, 247.
5. Bihar al-Anwar, jilid 52, hal. 345.
6. Bihar al-Anwar, jilid 52, hal. 376, 381.
7. Nu’mani, Kitab al-Ghaybah, hal. 327.
8. Bihar al-Anwar, jilid 52, hal. 340.
9. Bihar al-Anwar, jilid 52, hal. 390.
10. Ibid., hal. 340.
11. Ibid., jilid 51, hal. 47.

Tanda Kemunculan Imam Mahdi

Posted in Imam Zaman on September 16, 2008 by Caff

Tanda-tanda Kemunculan Imam Mahdi (II)

Ayatullah Ibrahim Amini

Pertemuan dimulai di rumah Dr Jalali. Diskusi ini diadakan guna memenuhi rasa penasaran tentang sejumlah isu yang berhubungan dengan topik Imam Keduabelas (as) yang diangkat, didiskusikan , dan dianalisis secara kritis dalam bagian yang bergerak lebih jauh. isu penting berikut adalah nasib umat lain di bawah pemerintahan Al-Mahdi.

Apakah Mayoritas Manusia di Bumi akan Dibunuh ?

Ir Madani : Sebagaimana Anda tahu kaum Muslimin saat ini adalah kaum minoritas di dunia. Sedangkan mayoritas yang cukup besar yang mendiami planet ini adalah non-Muslim. Kaum Syi’ah adalah juga minoritas kalau dibandingkan dengan mazhab Islam lainnya. Di kalangan Syi’ah sendiri, pasti bisa ditunjuk dengan segala kejujuran, masih banyak pelaku maksiat dan orang-orang yang menyimpang. Dengan berpijak pada hal-hal yang bergerak di masyarakat, di samping beberapa deduksi analogis, kawasan agama ini di dunia adalah tidak mungkin berubah secara drastis. Adalah mungkin menduga bahwa pada saat ketika Al-Mahdi muncul, kaum Syi’ah masih tetap minoritas. Pertanyaan saya adalah : Apakah logis dan dapat dipercaya guna menjamin bahwa mayoritas penduduk dunia akan gampang menyerah dan tidak akan melawan ketika mereka dieliminasi oleh pasukan Imam Zaman ? Lebih jauh, jika mayoritas penduduk dunia akan dibunuh, lantas bumi ini akan tampak seperti kuburan massal. Apakah ini berarti bahwa kaum Syi’ah akan memerintah kuburan besar ini ?

Tn Hosyyar : Sebenarnya kita tidak mempunyai informasi yang cukup tentang dunia masa depan. Kita tidak dapat berspekulasi tentang masa depan berdasarkan masa lalu. Perkiraan kaum Muslimin akan situasi sekitar kondisi manusia adalah bahwa kemanusiaan telah ada dalam aras kesempurnaan dalam pengertian kapabilitas dan mentalitas. Bersama revolusi Al-Mahdi, bahkan mereka akan lebih siap menerima kebenaran.

Acapkali kita mendengar bahwa kaum intelektual di Timur dan di Barat telah menyadari bahwa tradisi dan agama mereka sendiri tidak mempunyai kemampuan memuaskan kesadaran mereka. Pada saat yang sama, kehausan alamiah untuk menyembah Allah dan untuk mencari suatu agama belum sepenuhnya memuaskan dan tidak memberikan kepada mereka kedamaian. Mereka mencari suatu agama yang bebas dari segala jenis kepercayaan takhayul dan yang menyimpang, dan pemilik kekuatan spiritual dapat memberikan kepada mereka dengan makanan yang memuaskan. Adalah dengan menjaga hal ini pencarian manusia akan jalan yang dapat memuaskan pertanyaan spiritual di mana ia dapat berspekulasi tentang perjalanan masyarakat manusia masa depan menuju penemuan kebenaran pengetahuan Islam serta keabadian ajarannya. Pada noktah tersebut, hal itu akan menjadi bukti bagi mereka bahwa satu-satunya akidah yang merespon secara positif atas kebutuhan batin dan menjamin kebahagian fisik dan mental adalah Islam.

Sayangnya, kita tidak dilengkapi dengan baik, makna keberanian dan kekayaan, guna menginformasikan kepada manusia di pelosok dunia akan kebenaran Islam dan ajaran sucinya. Namun, pencarian manusia akan kebenaran, pada satu sisi, dan syariat Islam yang ditetapkan dengan baik, di sisi lainnya, pada akhirnya akan membiarkan masalah selesai dengan sendirinya. Pada saat yang tepat, penduduk dunia akan memeluk ajaran Islam dengan berbondong-bondong, menjadikan mereka kaum mayoritas.

Lagipula, berdasarkan syarat yang berlaku umum pada waktu kemunculannya, orang dapat berspekulasi bahwa ketika Al-Mahdi yang dijanjikan muncul dan menampilkan kebenaran Islam kepada dunia, memberitahukan kemanusiaan tentang revolusi Islam dan aspek-aspek reformatif, sejumlah besar manusia akan menerima Islam. Dengan demikian, mereka akan menyelamatkan nyawa mereka sendiri dari pembunuhan. Karena, di satu sisi, mereka pasti menyempurnakan kemampuan mereka untuk merasakan kebenaran agama dan, di sisi lain, mereka pasti menyaksikan keajaiban yang dilakukan oleh Imam Zaman, Lagipula, mereka akan menjumpai kondisi-kondisi sosial yang luar biasa dan tak dapat dipahami, dan seruan dari pemimpin revolusi akan sampai ke telinga mereka. Situasi ini akan mengarahkan beribu-ribu dan beribu-ribu manusia memeluk Islam di tangan Al-Mahdi, dengan demikian, menyelamatkan diri mereka sendiri dari kehancuran.

Mengenai orang-orang yang bertahan pada kemusyrikan mereka setelah tanda-tanda ini, Ahli Kitab yakni Yahudi dan Kristen, akan terus menerima perlindungan dari pemerintahan Islam. Kaum kafir pendosa dan menyimpang akan dibunuh oleh penegak keadilan universal, Al-Mahdi. Jumlah dari kelompok kedua, oleh karenanya, tidak signifikan

Ajaran-ajaran Islam akan Disebarkan ke Seluruh Dunia dari Qumm

Dari hadis yang diriwayatkan oleh Ahlul Bait hal itu muncul bahwa dalam masa depan yang tak lama lagi pemapanan ajaran Syi’ah, telah terkuasai lebih baik daripada sebelumnya di mana ajaran-ajaran Ahlul Bait dalam persoalan-persoalan akidah dan amal, akan keluar dari keadaan yang kacau, menggembleng dirinya sendiri dengan teknologi komunikasi modern, dan mulai mencapai kepada manusia di seluruh pelosok dunia dengan informasi yang tepat tentang ilmu Alquran dan Islam. Mereka akan memperkenalkan kembali ajaran-ajaran Islam yang menjamin kebahagiaan manusia dan akan menekankan faktor-faktor yang menegaskan keunggulan dan kemajuan Islam. Dengan cara ini mereka akan menyiapkan jalan untuk kemunculan Imam Keduabelas – ‘alaihi salam. Semoga hari itu semakin dekat !

Dalam salah satu hadisnya Imam al-Shadiq berkata:”Segera kota Kufah akan kosong dari orang-orang beriman. Pengetahuan [agama] akan menghilang dari daerah itu bagaikan seekor ular yang menghilang dari sarangnya masuk ke dalam bumi [tanpa meninggalkan jejak apapun]. Kemudian ilmu agama akan muncul kembali di kota yang disebut Qumm. Kota tersebut menjadi harta karun ilmu agama dan keutamaan. Dari sana akan menyebar luas ke seluruh dunia, sepenuhnya menghilangkan kebodohan dalam persoalan-persoalan agama di antara kaum lemah, termasuk kaum wanita [yang akan mendukung proses ini dengan mempelajari lagi ajaran Islam]”.

“Ini akan berlangsung dekat dengan kemunculan Al-Qa’im kami. Dengan cara ini, Allah menjadikan Qumm dan para penduduknya sebagai pengganti hujjah-Nya. Jika ini tidak terjadi, bumi akan tenggelam, membenamkan penduduknya, dan di bumi tidak ada hujjah. Ilmu agama akan melintasi bangsa-bangsa dari Qumm dan hujjah Allah akan diterima manusia dengan cara sedemikian sehingga tak seorang pun di bumi yang belum mendengar ajaran Islam dan kebijaksanaannya. Menyusul keadaan ini terjadi Al-Mahdi pun akan bangkit. Hukuman Allah dan siksaan-Nya akan siap dilaksanakan, karena Allah memastikan balasan-Nya hanya ketika manusia telah menolak hujjah-Nya”. 1

Dalam hadis lain, Imam as berkata:”Allah menjadikan kota dan para penduduknya untuk berperan sebagai hujjah (bukti) terhadap seluruh tempat lainnya. Dia akan menjadikan Qumm juga sebagai hujjah yang mengatasi tempat-tempat lain, dan melalui penduduknya Dia akan menjadikan suatu argumen terhadap mereka, termasuk manusia dan jin, yang menolak hujjah Eksistensi-Nya. Allah tidak akan menghinakan dan mencemarkan kota Qumm dan penduduknya; sebaliknya mereka akan selalu menikmati rahmat dan pertolongan Allah”.

Beliau meneruskan perkataannya:”Agama dan kesalehan di Qumm, semakin berkurang, tidak menarik perhatian manusia. Bukankah ini keadaan bahwa mereka keduanya – Qumm dan Kufah – akan berperan sebagai hujjah Allah dan penduduknya pasti musnah, dan pasti tidak bukti Ilahi bagi sebagian dunia. Lagipula, langit pasti tidak menyisakan keamanan dan pasti tidak ada peringatan yang diberikan kepada manusia. Qumm dan penduduknya akan tetap kebal dari semua malapetaka. Segera akan datang suatu masa ketika Qumm dan para penghuninya akan menjadi hujjah bagi eksistensi Allah bagi seluruh dunia. Hal ini akan terjadi selama kegaiban al-Qa’im kami sampai ia muncul. Jika ini tidak terjadi, maka bumi akan menenggelamkan penduduknya. Malaikat Allah akan menghilangkan semua nestapa dan bencana dari penduduk Qumm. Setiap agresor yang melakukan serangan atas Qumm akan dibinasakan oleh orang-orang yang berperang melawan para agresor ini. Lebih jauh, mereka akan ditimpa bencana yang menyusahkan atau akan berhadapan dengan lawan yang kuat. Sebagaimana para agresor ini melupakan Allah, maka Allah pun akan menjadikan mereka lupa akan Qumm dan penduduknya”. 2

Imam Ali bin Abi Thalib as memprediksikan hal-hal berikut tentang Qumm:”Akan ada seorang laki-laki dari Qumm yang akan menyeru manusia kepada kebenaran. Sebagian orang akan memenuhi panggilannya dan akan mengelilinginya bagaikan potongan-potongan besi [yang ditarik oleh magnet]. Angin yang kuat tidak mampu menggeserkan mereka dari tempatnya. Mereka tidak akan letih dan gentar oleh peperangan. Mereka tidak percaya kepada siapapun selain Allah. Akhirnya kemenangan adalah untuk mereka yang bertakwa”.3

Dr Jalali : Anda telah memprediksikan bahwa kaum Muslim akan menjadi mayoritas di masa depan. Spekulasi ini ditentang oleh beberapa hadis berikut. Misalnya, Nabi diriwayatkan telah berkata:”Kelak akan datang suatu zaman ketika tidak ada sesuatupun dari Alquran kecuali ayatnya saja. Dan tidak ada yang bertahan dalam Islam kecuali namanya. Ada orang-orang yang dipanggil Muslim, namun mereka sangat jauh dari Islam. Mereka membangun masjid-masjid yang megah; namun hampa dari petunjuk”.4

Tn. Hosyyar : Dalam hadis-hadis semacam itu Nabi belum memprediksikan lebih jauh rincian khusus bahwa akan ada suatu masa di mana kebenaran Islam akan pudar dan itu tidak lebih daripada sekadar gambaran yang tersisa; dan bahwa, meskipun mereka Muslim, mereka jauh dari kebenaran Islam. Namun, prediksi ini pun sesuai dengan mayoritas Muslim, karena adalah mungkin bahwa meskipun Muslim, mereka hanya sedikit dipengaruhi oleh kebenaran dan spiritualitas Islam. Malahan debu tebal inkonsistensi dan tradisionalisme kuno yang pasti hinggap pada Islam akan dibasmi oleh keberadaan pasti dari Imam Keduabelas, yang akan meletakkan pondasi bagi pembaruan bangunan agama. Dalam hal ini patut diingat kembali hadis Nabi yang mengatakan:”Aku bersumpah demi Zat yang di tangan-Nya nyawaku bahwa Islam dan kaum Muslim akan selalu bertambah, sedangkan kaum kafir dan mereka yang menyekutukan Allah dengan yang lain (musyrikin) akan berkurang”.

Lantas beliau menambahkan:”Aku bersungguh-sungguh menyatakan bahwa kapanpun malam tiba agama ini akan sampai“. 5

Adalah cukup untuk menunjukkan bahwa, pertama, diprediksikan sebelum Imam Keduabelas muncul masyarakat Muslim akan mencapai kedudukan mayoritas. Kedua, ketika ia muncul banyak orang akan memeluk Islam karena aras kesempurnaan manusia pasti mencapai kadar tersebut yang akan meneruskan manusia untuk menerima kebenaran Islam, sebagaimana banyak hadis meriwayatkannya. Dalam hadis berikut Imam al-Baqir telah berkata:”Ketika al-Qa’im kami muncul, Allah akan ‘menyentuhkan’ rahmat kepada kepala makhluk-makhluk-Nya, sehingga akal mereka menjadi sempurna, dan mampu merealisasikan mimpi-mimpi mereka dengan akalnya itu”.6

Imam Ali bin Abi Thalib as berkata:”Di Hari Akhir dan hari-hari bencana dan kejahilan manusia, Allah akan mengangkat seseorang dan akan menolongnya serta melindungi para pengikutnya melalui para malaikat. Allah akan membantunya melalui tanda-tanda yang menakjubkan dan akan memberinya kejayaan di atas semua penduduk dunia, baik mereka suka ataupun tidak, mereka akan memeluk agama yang sejati. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan persamaan, kecerdasan dan rasionalitas. Jarak antara tempat-tempat semakin susut baginya dengan cara sedemikian sehingga tidak ada orang kafir yang akan tersisa kecuali akan dibawa kepada keimanan [oleh orang yang diangkat Allah], dan tiada satu pelaku maksiat pun yang akan tersisa melainkan ia akan menjadi saleh”.7

“Musuh-musuhmu akan Saling Menghancurkan”

Persoalan lain yang membantu memecahkan persoalan yang diajukan oleh Ir Madani adalah bahwa kondisi umum dunia, kemajuan dalam penemuan-penemuan ilmiah yang berbahaya, dan perlombaan bersenjata antara bangsa Barat dan Timur, di samping kebangkrutan moral umum dalam kemanusiaan, membolehkan kita untuk mengantisipasi di mana kekuatan adidaya, termasuk Yahudi dan Kristen, akan mendorong satu sama lain dalam aktivitas perseteruan, dan akan menghancurkan mayoritas penduduk dunia dengan perlengkapan senjata-senjata penghancur. Kelompok besar lainnya akan menjadi korban dari penyakit sulit yang akan merata [mungkinkah ini AIDS, wahai pembaca, tolong renungkan fenomena inipen.] sebagai suatu akibat kehancuran manusia terhadap sistem kekebalan alami yang disediakan oleh Allah pada tubuh manusia dan lingkungan.

Seorang sahabat Imam al-Baqir yang bernama Abdul Malik al-A’yan meriwayatkan bahwa suatu ketika ia berdiri sewaktu datang Imam al-Baqir dan, bersandar pada tangannya, menangis, seraya berkata : “Saya sangat berharap saya akan menyaksikan periode al-Qa’im ketika masih ada beberapa kekuatan yang tersisa padaku.” Imam (as) menghiburnya dan berkata:”Apakah kamu tidak puas bahwa musuh-musuhmu sibuk satu sama lain [dalam konflik], sedangkan engkau tinggal dengan nyaman di rumah ? Ketika al-Qa’im kami bangkit salah seorang di antara kalian akan mendapatkan kekuatan 40 manusia. Hatimu bagaikan baja, yang sekiranya dilempar ke atas gunung, niscaya gunung itu hancur seluruhnya. Engkau akan menjadi pemimpin dunia dan penjaganya“.8

Dalam hadis lain Imam ash-Shadiq memprediksikan hal berikut: “Sebelum kemunculan al-Qaim dua kematian akan terjadi : kematian merah dan kematian putih. Kematian akan membunuh lima dari setiap tujuh orang. Kematian merah akan terjadi dengan sarana pembunuhan dan kematian putih melalui epidemik9

Zurarah bin A’yan, sahabat dekat Imam ash-Shadiq, pada salah satu kesempatan bertanya kepada Imam : “Apakah seruan dari langit [sebagaimana diprediksikan dalam hadis-hadis kemunculan al-Qa’im], itu benar adanya ?” Imam menjawab : “Aku nyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa sebenarnya itu akan terjadi sebagaimana seluruh manusia [yang telah mendengarnya] akan mengulang [seruan] tersebut dengan lidah mereka.” Beliau menambahkan ; “Al-Qa’im tidak akan muncul sampai sembilan dari setiap sepuluh orang dibinasakan.”10

Perang Tak Dapat Dihindarkan

Dr Fahimi : Apakah tidak mungkin bahwa persiapan dari revolusi al-Mahdi bisa dilakukan dengan sedemikian guna menghindari perang dan pertumpahan darah dalam menegakkan pemerintahannya ?

Tn Hosyyar : Sebagaimana hal-hal yang secara normal terjadi dalam peristiwa semacam itu, tampaknya tidak mungkin bahwa katastrof ini dihindari bahkan ketika aras pemikiran manusia berubah ke tingkat di mana jumlah orang-orang baik kian bertambah, para penindas dan orang-orang egotistik akan tetap ada di tengah-tengah masyarakat manusia. Kelompok ini secara tak dapat dibantah lagi menentang keadilan dan takkan pernah menghentikan antagonisme keras kepala mereka terhadap kekuatan apapun. Orang-orang semacam ini akan melakukan apa saja terhadap al-Mahdi yang dijanjikan guna melindungi kepentingan mereka sendiri. Bahkan, mereka akan melakukan apa saja dengan kekuatan mereka guna mengacaukan serta memerangi mereka yang mendukung Imam. Untuk mengikis habis pengaruh negatif dari kelompok ini maka tak ada solusi lain kecuali perang dan pertumpahan darah. Karena alasan ini di mana hadis dari Ahlul Bait telah mengakui peperangan dan pertumpahan darah yang tak terelakkan lagi.

Dalam sebuah hadis dari Bashir, sahabat lain dari Imam ash-Shadiq, bertanya kepada Imam tentang apa yang manusia katakan tentang kemunculan al-Mahdi : ‘Ketika ia muncul bahkan tidak ada setetes darah pun yang biasanya dibolehkan mengalir selama prosedur berbekam akan tertumpah.’ Imam menjawab bahwa hal semacam itu mustahil :”Apabila hal itu mungkin dilakukan tentu oleh Nabi Saww sendiri akan melakukannya. Sebenarnya, dalam peperangan melawan musuh, darah Nabi tumpah dari giginya dan dahinya terluka. Demi Allah, revolusi dari ia yang akan memimpin dan mengatur urusan [masyarakat Muslim] tidak akan selesai sampai kami berkeringat di medan perang dan tumpahnya darah.” Dia kemudian mengusapkan tangannya pada dahinya”.11

[IM/Buletin Al-Jawad/R]

Catatan Kaki :

1. Safinat al-Bihar, hadis yang berhubungan dengan Qumm

2. Ibid.

3. Bihar al-Anwar, jilid 60, hal.216

4. Ibid., jilid 52, hal.190

5. Ibn ‘Asakir, Tarikh (Edisi Damaskus, 1329), jilid 1, hal.87

6. Bihar al-Anwar, jilid 52, hal.328

7. Itsbat al-Hudah, jilid 7, hal. 49

8. Bihar al-Anwar, jilid 52, hal.335

9. Itsbat al-Hudah, jilid 7, hal. 401

10. Bihar al-Anwar, jilid 52, hal.244

11. Ibid., hal.358 []